AMBARNINGSIH
Dahulu kala, di Pulau Jawa hiduplah
seorang putri raja yang bernama Raden Ajeng Ambarningsih Ardiningrum. Ia
merupakan anak semata wayang dari pasangan raja yang bernama Raden Adikara
Baureksa dengan permaisurinya yang bernama Raden Ajeng Bhanurasmi Astuningtyas.
Sebagai putri tunggal, ia sangat disayangi oleh ayahnya. Negeri yang dipimpin
ayahnya pun aman dan tentram. Raja dikenal masyarakat sebagai pemimpin yang
bijaksana dan menghargai rakyat kecil. Karena sifatnya tersebut raja terkenal
dikalangan masyarakat dari kerajaan lain. Maka tak jarang apabila banyak yang
iri kepada sang permaisuri karena telah mendapatkan hati dari lelaki seperti
raja.
Dayang : “Tuan
putri, bangunlah.. raja menunggu di ruang makan guna melaksanakan makan malam.”
Putri raja :
“Baiklah, aku akan segera turun kebawah. Tolong bersihkan kamarku, tanpa
merubah posisi barang barang didalamnya.”
Raja : “Duduklah
anaku, mari kita makan bersama.”
Permaisuri :
“Apakah kau baik baik saja sayang? Kau tampak pucat sekali. Aku
mengkhawatirkanmu.”
Putri raja : “Aku
baik baik saja bunda.. jangan mengkhawatirkanku.”
Permaisuri :
“Syukurlah, mari kita makan bersama. Hei kenapa dayang memberiku makanan yang
pedas? Bukankah seluruh warga istana telah mengetahui bahwa aku tidak menyukai
pedas?”
Raja : “Tak usah
mempersalahkanya istriku, kau bisa mengganti makanan tersebut dengan makanan
yang baru.”
Permaisuri :
“Baiklah suamiku.. Dayaaaaaaaaaaaang?!”
Dayang : “Aku mau
kau mengganti makanan ini, bukankah kau telah mengetahui aku tidak menyukai
pedas? Kenapa kau malah memberiku makanan yang pedas?”
Dayang : “Baiklah permaisuri, maafkan aku.”
***
Daliani
: “Kenapa kau menaruh makananya lagi?”
Dayang
: “Aku lupa bahwa permaisuri tidak menyukai pedas, tadi aku memberinya
makanan yang pedas sehingga permaisuri menyuruhku untuk mengganti dengan
makanan yang baru.”
Ketika dayang sedang membuatkan makanan
pengganti, dayang kembali dipanggil tuan raja, sehingga makanan yang sedang
dibuatnya ia tinggal terlebih dahulu. Tiba tiba datanglah dayang
yang lain, ia bernama Daliani Asmirah. Dia adalah dayang yang baru
dipekerjakan 3 hari yang lalu, sebenarnya sudah lama ia ingin menjadi dayang di
kerajaan ini guna untuk merebut hati sang raja. Sudah dari dulu Daliani
menyukai raja, bahkan sebelum raja memiliki istri. Kini dia adalah seorang
janda yang memiliki dua anak gadis kembar. Meskipun janda, Daliani masih
memiliki kecantikan layaknya anak gadis. Hal itu membuatnya semakin percaya
diri untuk kembali merebut hati sang raja. Apapun akan dilakukanya demi menjadi
permaisuri kerajaan yang sedari dulu ia harapkan. Termasuk memasukan racun
kedalam makanan permaisuri, hal itu dilakukanya agar raja bersedih dan kesepian
akan kematian permaisurinya, dan disaat seperti ini Daliani akan mengambil hati
sang raja. Benar saja, raja murka karena istrinya meninggal setelah memakan
makanan tersebut. Tanpa perlu
penjelasan, raja langsung memecat dayang yang tadi dipanggil istrinya tanpa
mengetahui yang sebenarnya terjadi.
Raja : “Istriku..
Kau kenapa?”
Permaisuri :
“Makananya aneh.. sakit sekali..”
Putri raja :
“Astaga.. Bunda kenapa? Ayah, nafasnya sudah tidak terasa.”
Raja : “Tidak
mungkin.. kenapa kau pergi secepat ini istriku?”
Putri raja :
“Bunda meninggal setelah memakan makanan itu, ada yang aneh dengan makanan itu
ayah.”
Raja :
“Dayaaaang! Pengawaaaaal! Kemarilaaah..”
Dayang : “Ada apa
tuan raja memanggilku?”
Raja : “Apa yang
kau beri pada makanan ini? Lihatlah permaisuriku sudah tak berdaya! Kau ku
pecat, dan pengawal bawalah dia, berilah dia hukuman mati!”
Pengawal : “Siap
raja.”
Setelah kepergian permaisurinya, hari hari
raja terasa sepi. Saat keadaan seperti inilah Daliani datang dalam kehidupanya,
memberikan perhatian lebih sehingga membuatnya jatuh cinta. Raja akhirnya
memilih Daliani, ibu dari dua anak ini untuk dijadikan permaisurinya.
***
Setelah raja dan Daliani menikah, banyak
sekali perubahan dalam negeri yang dipimpin raja ini. Banyak rakyat yang
menderita akibat ulah Daliani. Sikap Daliani yang semena-mena membuatnya
dibenci rakyatnya sendiri. Bukan hanya rakyat, bahkan seluruh warga istana pun
membencinya termasuk sang putri kerajaan. Jika ada pepatah yang mengatakan “Buah yang jatuh tidak jauh dari pohonya.” Maka hal ini terjadi pada hidup Daliani, kedua
anaknya yang bernama Arjani Asmirah dan Asmaranti Asmirah pun memiliki sikap
yang sama seperti Daliani.
Arjani :
“Pengawaaaal..!!’
Pengawal : “Iya
tuan putri, ada apa kau memanggilku?”
Arjani : “Sudah
dari tadi kau kupanggil, kenapa baru sekarang kau datang?! Dasr tua! Seharusnya
manusia tak berdaya sepertimu tidak pantas berada disini!”
Asmaranti :
“HAHA.. bodoh sekali daya fikirmu, dasar manusia tidak punya otak!”
Arjani :
“Sekarang, ambil sepatuku dan bawalah kemari!”
Asmaranti
: “Setelah itu, pindahkanlah bunga di kamarku dan gantilah dengan bunga yang
baru. Ingat, jangan sampai kau mengambil barang yang mewah disana, karena aku
khawatir kau mencurinya sebab aku tau kau adalah hamba yang miskin HAHA.”
Arjani
: “Dan setelah itu, pergilah ke danau dekat istana. Ambilah ikan yang berwarna
mas tetapi aku ingin ikan tersebut memiliki sirip yang berwarna putih! HAHA..
aku tahu itu mustahil, tetapi aku tidak mau tahu kau harus mendapatkanya!”
Pengawal
: “Tak usah banyak tapi! Lakukanlah saja!”
Arjani
: “Kurang ajar sekali kau berani membantahku!”
Putri
raja : “Sadarlah Arjani, kau tidak boleh menyuruh hal aneh seperti itu! Kau pun
tidak boleh berkata kasar seperti itu.”
Asmaranti
: “Hei tidak usah menjadi pahlawan kesiangan wahai gadis yang tidak memiliki
ibu! HAHA”
Arjani
: “Aku bisa membuatmu pergi dari sini duhai tuan putri terhormat.. jadi jangan
macam macam!”
Raja
: “Ada apa ini ribut ribut?”
Arjani
: “Tanyakan saja pada anak kesayanganmu itu ayah.”
Asmaranti
: “Iya ayah, kami berdua sudah mengingatkan Ambarningsih, tetapi dia tidak mau
mendengar.”
Daliani
: “Ada apa ini?”
Arjani
dan Asmiranti : “Ibuuuuuu..” (Berlari sambil memeluk ibunya)
Daliani
: “Kenapa kalian menangis? Ada apa ini?”
Arjani
: “Tadi Ambarningsih menyuruh pengawal untuk mengambil ikan mas dengan sirip
putih di danau dekat istana ayah, coba ayah fikir.. bukankah hal tersebut tidak
mungkin?”
Asmiranti
: “Dia juga menyuruh pengawal untuk membersihkan kamarnya dengan kata kata yang
kasar.”
Putri
raja : “Tidak ayah.. sungguh itu tidak benar!”
Daliani :
“Lihatlah suamiku, anakmu mungkin belum bisa menerimaku sebagai ibu barunya.
Sampai sampai sifatnya berubah setelah aku menjadi istrimu.”
Asmiranti : “Aku
sudah mengingatkanya, tapi ia membangkang.”
Arjani : “Iya
ayah.. bahkan aku kehabisan cara untuk mengingatkanya, dia berbicara kasar
terhadap pengawal.”
Putri raja : “Tidak
ayah, itu semua tidak benar.”
Raja : “Ayah
kecewa terhadapmu, bukan anak ayah apabila bertingkah laku seperti itu.”
Arjani : “Apabila
ayah tidak percaya, tanyakan saja pada pengawal.”
Asmiranti : “Bukan
begitu pengawal?” (Sambil memberikan tatapan mengancam)
Pengawal : “I…iiii…yaa..aaa..
raja.”
Raja
: “Ayah semakin kecewa terhadapmu Ambarningsih, sekarang pergilah dari kerajaan
ini, carilah kehidupanmu sendiri.”
Daliani
: “Apakah kau yakin terhadap keputusanmu suamiku? Bukankah Ambarningsih putri
tunggalmu?”
Raja
: “Tidak istriku.. aku yakin terhadap keputusanku. Sekarang pergilah
Ambarningsih!”
Putri
raja : “Baiklah ayah apabila itu keputusan yyang baik.”
Daliani
: “Kasihanilah dia suamiku, dia anak yang baik. Umurnya masih terlalu kecil
untuk berkelana hidup sendirian.”
Asmiranti
: “Iya ayah, walaupun begitu dia tetap adiku.”
Raja
: “Tidak, pergilah kamu Ambarningsih.”
Dan akhirnya Ambarningsih, putri kerajaan
itu pergi dari istana yang ditempatinya sejak kecil akibat ulah kakak tirinya
yang telah menuduhnya.
***
Dengan perasaan kecewa, Ambarningsih pergi
meninggalkan kerajaan. Hatinya bimbang, tak tau arah kemana ia harus pergi
menetap. Ditengah jalan ia menemukan rakyatnya sedang menangis akibat saudaghar
kaya. Melihat kejadian tersebut, Ambarningsih selaku putri kerajaan merasa
bersalah karena melihat negeri yang dipimpin ayahnya masih memiliki rakyat yang
menderita, sehingga hatinya tergerak untuk menolong sepasang suami istri yang
menderita tersebut.
Suami
: “Maafkan aku tuan, aku berjanji untuk membayarnya esok.”
untuk
membayar hutang-hutang kami tersebut.”
Saudaghar
kaya “Tidak! Kau selalu berjanji untuk membayar hutangmu, tetapi kau selalu Istri
: “Kasihanilah kami tuan, kami hanyalah rakyat miskin. Kami tidak mampu mengingkarinya.
Sampai kapan?! Kapan kalian akan membayarnya??!!”
Putri
raja : “Ada apakah ini?”
Saudaghar
kaya : “Begini putri, sudah lama mereka berhutang kepadaku, dan berjanji
membayarnya. Tetapi mereka selalu saja mengulur waktu.”
Suami
: “Ampun tuan putri.. bukanya kami tidak ingin membayar hutang kami, tetapi
kami belum mempunyai uang untuk membayarnya.”
Putri
raja : “Apakah kau tidak kasihan melihat mereka? Begini saja, kau ambil ini..
mungkin ini cukup untuk membayar hutang mereka.”
Saudaghar
kaya : “Tetapi tuan putri.. ini lebih dari hutang mereka.”
Putri
raja : “Ambilah saja dan jangan kembali lagi.’
Istri
: “Terimakasih tuan putri.”
Suami
: “Sekali lagi ijinkan kami untuk berterimakasih. Oh ya tuan putri, ada apakah
gerangan tuan putri berkeliling sendirian? Kemana pengawalmu?”
Putri
raja : “Saya diusir dari istana, dan saya tidak tau kemana saya akan menetap.”
Istri
: “Mungkin rumah kecil kami bisa menjadi tempatmu untuk menetap.”
Dan akhirnya sang putri pun tinggal
bersama rakyat yang tadi ditolongnya.
***
Semenjak sang putri pergi dari kerajaan,
raja selalu memikirkan sang putri hingga jatuh sakit. Bahkan, Daliani tidak
menginginkan raja sembuh dari sakitnya, fikir Daliani biarkan saja raja
meninggal agar Daliani bisa menguasai kerajaan ini dengan leluasa, tanpa
suruhan siapapun.
Pengawal
: “Permaisuri, sedari tadi raja memanggilmu. Apakah kau tidak berkenan untuk
merawatnya?”
Daliani
: “Biarkan saja, bahkan dia mati pun aku tidak perduli. HAHA”
Pengawal
: “Baik permaisuri, biarkan saya yang menunggunya dan mencarikan tabib atau
paranormal untuk menyembuhkan raja.”
Asmiranti
: “Akhirnya raja akan segera meninggal dan kita akan segera menguasai kerajaan
ini HAHAHAHA…”
Arjani
: “Doakan saja raja tidak dapat disembuhkan agar kita dapat menjadi putri
kerajaan ini HAHAHAA..”
***
Pengawalpun akhirnya menemukan para normal
yang terkenal sakti diseluruh penjuru daerah, paranormal tersebut akhirnya
datang menemui raja guna menyembuhkan penyakit sang raja yang semakin parah.
Paranormal
: “Raja ijinkan hamba untuk menyembuhkanmu, sekarang bangunlah dari tidurmu.”
Paranormal
: “Hamba tidak menemukan penyakit dalam tubuhmu, hanya saja hati dan fikiranmu
selalu memikirkan putrimu. Bolehkah hamba berbicara sedikit denganmu? Sebab hamba
melihat ada yang aneh dalam hidupmu.”
Raja
: “Bicaralah..”
Paranormal
: “Begini raja.. saya melihat dan menemukan keganjalan dalam fikiranmu. Biar hamba
jelaskan, sebenarnya sang putri tidak bersalah.. putri telah dituduh oleh
permaisuri barumu dan kedua anaknya. Bahkan ketika kau sakit, mereka
menginginkanmu mati agar mereka leluasa menguasai kerajaan.”
Raja
: “Benarkah demikian? Ternyata selama ini saya telah berfikir buruk tentang
putriku. Saya menyesal karena saya bersikap tidak adil, saya telah berdosa
memperlakukan anakku seperti ini.”
Paranormal
: “Benar raja.. sekarang kau harus mencari sang putri dan menyuruhnya kembali
ke kerajaan. Saya akan memberikan ramuan untuk membantumu agar bisa berjalan.”
Setalah mengetahui kebenaranya, Raja
dengan diikuti pengawalnya mencari keberadaan sang putri. Mereka mencari kesana
kemari dan bertanya kepada salah satu rakyatnya.
Raja
: “Apakah kau tau dimana keberadaan putriku?”
Rakyat
: “Beberapa waktu yang lalu sepertinya saya melihat sang putri berdiam disebuah
rumah kecil didekat sawah.”
Raja
: “Bolehkah kau menunjukan jalan dimana keberadaan putriku?”
Rakyat
: “Baiklah raja..”
Dan akhirnya raja berhasil menemukan sang
putri dan membawa putri kembali ke istana. Sekarang raja tidak lagi memiliki
pendamping, sebab setelah kembalinya sang putri raja telah mengusi Daliani dan
kedua anaknya. Raja hanya hidup bersama sang putri. Dan akhirnya negeri yang
dipimpinya kembali makmur seperti dahulu.
Terimakasih untuk yang sudah membacanya, semoga karya saya bermanfaat. saya menyadari bahwa masih banyak kesalahan didalam penyusunanya. maka dari itu saya membutuhkan kritikan yang bersikap membangun, agar dilain kesempatan saya dapat lebih lagi dalam menulis. Terimakasih.
cobalt vs titanium drill bits
BalasHapusResults titanium athletics 1 - 24 of 33 — cobalt vs titanium drill bits - black titanium ring the best fixed match in the world titanium sia - no wager, sugarboo extra long digital titanium styler no risk titanium ore - perfect